Ekosistem dan Tren Penerapan Teknologi Geospasial di Indonesia

Ekosistem dan Tren Penerapan Teknologi Geospasial di Indonesia

“Technology, Start-Up Ecosystem and Indonesia’s Economy 2023” merupakan tema utama dari diskusi secara langsung antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno bersama pendiri dan investor Bhumi Varta Technology Martyn Terpilowski dengan 50 tamu VIP bertempat di kantor pusat, Kuningan.

 

Acara yang juga diselenggarakan secara online melalui Zoom dan Youtube ini juga menghadirkan Direktur Jenderal Badan Pertanahan Nasional Virgo Eresta Jaya.

 

Dirjen BPN secara singkat membahas mengenai software geospasial  yang menjadi inti bisnis dari Bvarta. 

 

Melalui acara yang dimoderatori oleh pembawa berita Metro TV, Sara Wayne, Menteri Sandiaga menjelaskan berakhirnya epidemic Covid-19 dan kembalinya wisatawan internasional ke Indonesia.

 

“Industri pariwisata saat ini berada dijalan yang baik dan di titik yang tepat, kami juga berhasil mencapai target yang sebelumnya sudah di tetapkan, ada lebih dari 800 perpindahan terjadi  di tingkat domestik ” ucap Sandiaga Uno.

 

Martyn juga memaparkan bagaimana Bvarta membantu kementerian pariwisata dalam masa pemulihan pariwisata Indonesia.

 

Tidak hanya itu, Martyn menyoroti projek yang baru saja selesai dilakukan oleh Bvarta bekerjasama dengan kementerian pendidikan untuk acara Indonesia Bertutur 2022 di Borobudur.

 

Martyn menambahkan bagaimana teknologi serupa dapat digunakan untuk wisatawan yang datang ke Bali dan lokasi lainnya.

 

“Kita  bisa menggunakan teknologi yang sama untuk para wisatawan yang datang ke Bali,  mereka bisa mengunduh aplikasi dan kita bisa mengetahui kemana mereka pergi, pola kunjungan mereka, dan lainnya, menurut saya hal tersebut akan sangat menguntungkan untuk industri pariwisata ” ucap Martyn.

Baik Martyn dan Sandiaga turut menjawab pertanyaan terkait potensi resesi yang akan datang pada tahun 2023 dan bagaimana musim pendanaan akan mempengaruhi ekosistem startup di Indonesia.

 

“Potensi terjadinya resensi secara global saat ini sudah mencapai 82%, tetapi untuk Indonesia sendiri diprediksi kurang dari 3%.  Kita butuh untuk memfokuskan kembali strategi yang akan digunakan ” ucap Sandiaga.

 

Martyn mengatakan bahwa “beberapa perusahaan telah melakukan pengurangan karyawan sebesar 20-30%” dan menjelaskan bagaimana ia membangun perusahaan yang kuat untuk bertahan dari badai yang akan datang, “Kami memiliki orang-orang yang tepat  dalam membangun bisnis ini”.

 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menambahkan bahwa pemerintah dapat membantu dengan, “Melibatkan anak muda terutama milenial dan generasi Z dalam projek, meminta mereka untuk mengutarakan ide yang mereka miliki, dan meminta mereka untuk berpartisipasi dan berkontribusi serta melakukan hal yang benar.”

 

Sebelumnya Direktur Jederal, Virgo Eresta Jaya menjelaskan peran industri geospasial di lingkungan Pemerintah Indonesia.

“Saat ini kita membutuhkan jutaan data dari seluruh Indonesia yang dibutuhkan untuk perencanaan pengembangan dan lainnyaa. Motto kami saat ini salah satunya adalah spasial dan kita membangun kolaborasi di hal tersebut karena kita tidak bisa melakukannya sendiri kita hanya bisa menyediakan 4 atau 5 informasi geospasial tetapi platform LOKASI memiliki data yang lebih banyak. Selain itu, membutuhkan waktu yang panjang untuk melakukan survei sekitar 2-3 tahun dan tentunya biaya yang mahal, namun dnegan teknologi hal ini bisa dilakukan lebih cepat”  Ucap Jaya.

 

Dilanjutkan dengan Martyn yang membahas kerjasama antara BVT dan BPN.

 “Menurut saya Indonesia membutuhkan sebuah perusahaan lokal untuk membuat dan membangun teknologi khususnya spasial dan kami membuat dan memiliki teknologi spasial tersebut, saya sangat senang berkolaborasi dengan BPN dan kita mampu melakukan hal tersebut. ”

 

Bhumi Varta Technology didirikan dan didanai oleh Martyn Terpilowski pada tahun 2018 dan merupakan penyedia analitik lokasi serta geospasial terbesar di Indonesia.

 

Bvarta juga membuat peta sendiri dan menyediakan solusi buatan lokal untuk pemerintah Indonesia serta perusahaan.

 

Saat ini Bvarta memiliki 160 lebih karyawan bertempat di kantor pusat BSD. Bvarta juga sedang mempertimbangkan untuk menjual software mereka keluar negeri. 

Related Posts