Customer Behavior Analysis: Definisi, Manfaat, dan Cara Melakukannya

Customer Behavior Analysis: Definisi, Manfaat, dan Cara Melakukannya

Agar dapat menyediakan produk atau jasa sesuai dengan harapan konsumen, memberikan promosi atau pengalaman terbaik bagi mereka, bisnis tidak hanya perlu pengetahuan dasar tentang konsumennya, tetapi juga perlu menganalisisnya secara lebih mendalam. Customer behavior analysis membantu bisnis mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang konsumen, dan hasilnya dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan produk dan layanan yang mereka tawarkan. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih rinci mengenai analisis perilaku konsumen, termasuk definisi, manfaat, dan cara melakukannya.

 

 

Apa Itu Customer Behavior Analysis?

Customer behavior analysis adalah suatu metode yang memberikan kerangka kerja untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menggunakan data  tentang konsumen dengan tujuan memahami tindakan, cara, dan alasan di balik perilaku mereka. 

Customer behavior sendiri merujuk pada kebiasaan seseorang dalam berbelanja, termasuk tren sosial dan faktor-faktor lain yang memengaruhi keputusan pembelian mereka. 

Tujuan mempelajari perilaku konsumen adalah untuk lebih memahami target audiens dan menciptakan produk atau jasa yang lebih menarik bagi mereka.

Selain itu, dengan memahami perilaku ini, bisnis dapat memprediksi hal apa yang akan terjadi berikutnya dan menyusun strategi untuk menghadapinya. 

Ketika bisnis mampu memberikan pengalaman konsumen yang memenuhi kebutuhan mereka, bisnis cenderung meningkatkan penjualan dan mengoptimalkan return on investment (ROI) mereka.

Manfaat Customer Behavior Analysis bagi Bisnis

Ada banyak keuntungan yang dapat dirasakan oleh bisnis melalui analisis konsumen. Analisis ini memberikan insight yang bermanfaat untuk semua bagian perusahaan. Beberapa manfaatnya termasuk:

Prediksi yang lebih akurat

Memahami tren perilaku konsumen membantu bisnis mengenali pola belanja pelanggan di toko atau penggunaan jasa mereka. Misalnya, apakah mereka berbelanja musiman atau pada periode tertentu, mengetahui kampanye yang efektif dalam meningkatkan penjualan, dan sebagainya.

Dengan menganalisis perilaku konsumen, bisnis dapat memberikan interaksi yang memenuhi harapan pelanggan, bahkan melebihi ekspektasi mereka. Hal ini dapat meningkatkan keuntungan karena memberikan apa yang diinginkan oleh audiens.

Menarik konsumen baru

Analisis perilaku konsumen tidak hanya memberikan informasi tentang pelanggan yang sudah ada, tetapi juga memberikan insights untuk menarik pelanggan baru. Semakin bisnis memahami setiap segmen audiens saat ini, semakin baik pula cara bisnis memahami perilaku setiap tipe konsumen, serta tindakan dan preferensi yang mungkin dilakukan dan disukai oleh konsumen baru jenis tersebut.

Tidak hanya itu, dengan menganalisis perilaku konsumen yang diperkirakan akan berbelanja paling banyak, bisnis dapat memprediksi konsumen baru yang akan mengikuti tren tersebut dan memberikan mereka customer journey terbaik.

Meningkatkan penjualan

Analisis perilaku pelanggan memungkinkan bisnis memberikan pengalaman yang personal, mendorong penjualan, dan meningkatkan Return on Investment (ROI). Perjalanan pelanggan yang disesuaikan dengan kebiasaan konsumen dapat membantu mengoptimalkan proses, sehingga meningkatkan konversi dan pendapatan.

Sementara itu, menurut Mckinsey, perusahaan yang unggul dalam personalisasi mampu menghasilkan pendapatan 40% lebih tinggi daripada perusahaan pada umumnya.

Cara Melakukan Customer Behavior Analysis

Setelah memahami arti dari analisis tingkah laku pelanggan dan keuntungannya, sekarang kita akan membahas cara melakukannya. Berikut langkah-langkahnya.

Pilih segmen audiens

Langkah awal yang perlu dilakukan oleh bisnis  adalah memilih segmen audiens yang akan dianalisis, biasanya yang dianggap paling berharga untuk brand. Umumnya, bisnis mengelompokkan audiens berdasarkan gender, lokasi, dan pendapatan, beranggapan bahwa mereka dengan kesamaan ini memiliki kebutuhan dan keinginan yang serupa. 

Sayangnya,  metode tradisional ini memiliki keterbatasan dalam hal konteks. Oleh karena itu, bisnis sebaiknya menggabungkannya dengan data perilaku, karena data tersebut memberikan informasi tentang pandangan konsumen, motivasi, prioritas, dan kebiasaan mereka.

Perhatikan perilaku pelanggan saat ini

Berikutnya, perhatikan perilaku pelanggan. Beberapa konsumen mungkin hanya menggunakan produk atau layanan dalam situasi tertentu. Contohnya, seorang karyawan yang sering menggunakan transportasi umum kereta bisa membeli minuman kopi dari suatu brand setiap hari kerja karena kafe tersebut berlokasi dekat antara stasiun dan kantor.

Pembelian tersebut bisa dianggap sebagai kebiasaan mereka, dan dalam tindakanya mungkin hanya memerlukan sedikit pertimbangan, serta kemungkinan besar disebabkan oleh kemudahan dalam mendapatkannya.

Dengan mengelompokkan konsumen berdasarkan sejauh mana mereka terlibat dengan merek, bisnis dapat menemukan tidak hanya audiens yang paling berharga, tetapi juga memahami cara, di mana, dan kapan waktu yang tepat untuk menjangkau mereka.

Gabungkan dengan data dari pihak ketiga

Gabungan ini akan memberikan insights dan konteks yang lebih mendalam, tidak hanya terbatas pada informasi demografis saja. Informasi yang diberikan dapat mencakup pandangan mereka terhadap produk tertentu, kesulitan yang mereka hadapi, dan faktor lainnya. 

Semua informasi tersebut membantu bisnis dalam membuat persona yang komprehensif dan detail. Sebagai contoh, insights yang diperoleh menunjukkan bahwa banyak generasi Z ingin memiliki rumah, tetapi karena mereka termasuk dalam generasi sandwich dan memiliki pendapatan yang rendah, hal tersebut sulit untuk diwujudkan.

Insight seperti itu membantu bisnis membentuk gambaran persona, dengan melihat nilai, motivasi, dan prioritas dalam kehidupan mereka. Selain itu, bisnis dapat membuat marketing campaign berdasarkan informasi tersebut, dan memastikan bahwa pesan yang disampaikan benar-benar dapat menjangkau audiens yang dituju.

Lihat customer journey

Perjalanan konsumen melibatkan berbagai perangkat, channel, dan titik kontak (touchpoint) baik secara online maupun offline, sehingga sulit bagi bisnis untuk melacaknya. 

Oleh karena itu, bisnis perlu menggabungkannya dengan data yang dapat menunjukkan seberapa banyak konsumen berinteraksi dengan brand, melalui saluran apa, produk apa yang mereka beli, seberapa sering, dan sebagainya.

Dengan begitu, bisnis dapat memahami cara, di mana, dan kapan waktu yang tepat untuk berinteraksi dengan mereka, mengidentifikasi peluang untuk memenuhi kebutuhan mereka, dan mengetahui kesulitan yang perlu diatasi.

Terapkan analisis perilaku pelanggan dalam campaign

Setelah melalui langkah-langkah diatas, bisnis dapat menggunakan informasi yang diperoleh untuk membuat campaign. Contohnya, Perusahaan A ingin melakukan perubahan pada produknya, namun sebelumnya mereka menyadari bahwa konsumennya sangat sensitif terhadap perubahan. 

Oleh karena itu, mereka melakukan analisis perilaku pelanggan untuk memahami konsumennya lebih baik. Setelah itu, mereka menemukan cara terbaik untuk melakukan perubahan melalui campaign yang tepat tanpa mengecewakan konsumen setia mereka.

Perkaya Customer Behavior Analysis Anda dengan Data Eksternal dari LOKASI Intelligence

Penggunaan data pihak ketiga dapat memperkaya dan memberikan konteks pada analisis. Bisnis dapat memperoleh data eksternal ini melalui LOKASI Intelligence, sebuah platform geospasial analitik yang terintegrasi dengan location intelligence, yaitu LOKASI Intelligence.

LOKASI dilengkapi dengan beragam data yang dapat digunakan untuk melakukan analisis perilaku konsumen seperti data demografi, data sosial ekonomi status, point of interest (POI), mobile data, data bencana, dan lain sebagainya.

Pelajari lebih lanjut bagaimana LOKASI Intelligence dapat membantu bisnis dengan hubungi email : [email protected] atau WA : 087779077750

FAQ

Apa yang dimaksud consumer behaviour?

Consumer behavior adalah tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu produk atau jasa. Hal ini juga melibatkan proses pengambilan keputusan dan faktor-faktor yang memengaruhi aktivitas tersebut.

Mengapa perusahaan harus memahami customer behavior?

Perusahaan harus memahami customer behavior agar dapat menyediakan produk atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Pemahaman ini tidak hanya bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tetapi juga dapat memberikan pengalaman konsumen yang positif.

Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku konsumen?

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen antara lain faktor sosial, psikologis, pribadi individu sendiri, dan kebudayaan.

Related Posts